Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

CONTOH PTK SOSIOLOGI SMA KELAS XI KURIKULUM TERBARU

CONTOH PTK SOSIOLOGI SMA KELAS XI KURIKULUM TERBARU-Proses pembelajaran Sosiologi di SMAN didominasi penggunaan metode ceramah sehingga siswa cenderung pasif di kelas. Kegiatan pembelajaran yang masih menggunakan ceramah ini kurang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar Sosiologi kelas XI IPS2 SMAN.?. (2) Hambatan­hambatan apakah yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar Sosiologi di kelas XI IPS2 SMAN? Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Sosiologi di kelas XI IPS 2 SMAN (2) mengetahui hambatan-hambatan apakah yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam ptk sosiologi meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar Sosiologi di kelas XI IPS 2 SMAN.

Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diolah dan diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi untuk pengecekan keabsahan data. Kemudian data tersebut dianalisis dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, ptk kelas XI dan pengambilan kesimpulan.

PTK SMA SEJARAH DAN SOSIOLOGI KURIKULUM 2013

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS SOSIOLOGI SMA K13 DOC

DOWNLOAD CONTOH PTK SOSIOLOGI SMA KURIKULUM 2013 DOC

Hasil penelitian ini menunjukkan, (1) Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi yang diketahui yaitu (a) Tingkat kerjasama kelompok 92,22%, (b) Mengemukan pendapat secara lisan kepada kelompok ahli 78,33, (c) Mengemukakan pendapat secara lisan pada kelompok asal 77,22%, (d) Siswa memberikan kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 76,11%, siswa dengan baik ketika teman berpendapat 86,66%, (e) Memberi gagasan yang cemerlang 77,77%, (f) Saling membantu dalam menyelesaikan masalah 77,22%. (2) Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ternyata terdapat beberapa hambatan, ptk kurikulum terbaru yang menjadi hambatan dalam proses belajar mengajar Sosiologi seperti: saat pembentukan kelompok baik kelompok asal maupun kelompok ahli, dan rasa kurang percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat.

Kesimpulan dalam penelitian ini, (1) Aktivitas siswa mengalami peningkatan di antaranya siswa telah mampu melibatkan diri dalam proses pembelajaran seperti memberikan argumen, pertanyaan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan diskusi kelompok asal dan kelompok ahli, siswa telah mampu berperan aktif selama kegiatan berlangsung, mengkoordinir kelompok agar masing-masing anggota dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berbagi kepemimpinan, dan dapat mengaitkan materi yang dipelajari dengan fenomena sosial, mengajukan dan menjawab pertanyaan diskusi. Selama proses belajar mengajar berlangsung. (2) Hambatan- hambatanya yaitu pada saat pembentukan kelompok dan rasa kurang percaya diri pada siswa dalam mengemukakan pendat.

Saran penulis terkait dengan peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (1) dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hendaknya guru perlu melatih keterampilan pada saat pembetukan kelompok asal dan kelompok ahli (2) dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru harus pandai sebagai fasilitator contoh ptk kurikulum 2013.


PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI F TIPE JIGSA W P ADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA

Untuk Mendapatkan File Lengkap dalam bentuk Word SMS/WA 0856-42-444-991 

Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan secara formal akan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfatkan sarana dan prasarana yang ada guna kepentingan pengajaran.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan anak didik lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis , dan biologis (Djamarah, 1995: 1).

Ketiga aspek itu sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal ini juga yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik download ptk.

Keluhan-keluhan guru masalah sukarnya mengelola kelas, sehingga tujuan pembelajaran sukar dicapai. Sebagai contoh SMAN merupakan sebuah institusi pendidikan yang memiliki peranan sebagai wadah pengembangan wawasan keilmuan masyarakat dengan menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, seiring dengan kemajuan zaman, teknologi dan informasi. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di SMAN  telah berkembang seiring dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pelaksanaan pembelajaran menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2008 tentang Standar Proses, bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup referensi ptk sosiologi.

Keberadaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peran aktif guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas yang mengembangkan ranah atau dominan pembelajaran siswa yang meliputi ranah konigtif, ranah afektif, dan ranah pesikomotorik. Dalam hal ini strategi yang digunakan tidak hanya strategi secara konvensional saja, namun strategi adaptif mampu dikembangkan oleh siswa secara mandiri. Jadi dalam proses pembelajaran siswa harus banyak melakukan aktivitas agar pelajaran bisa cepat dikuasai dan dipahami. Guru harus mampu mendesain model pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan menyenangkan yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran klasikal yaitu ceramah hal ini menyebabkan siswa kurang memperhatikan, karena pembelajaran bersifat satu arah yaitu guru ke murid padahal pembelajaran yang berhasil itu bersifat dua arah. Guru sebagai fasilitator harus mampu menyuguhkan pembelajaran yang menarik dan interaktif sehingga pembelajaran itu bisa menyenangkan dan juga mencerdaskan penelitian tindakan kelas SMA kelas XI.

Berdasarkan pengamatan pada observasi awal di SMAN  dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru terbiasa dengan pembelajaran konvensional, yaitu proses pembelajaran yang mengacu penyampaian materi yang disampaikan guru kepada siswa. Proses pembelajaran konvensional, siswa kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa cenderung pasif dan sebagai pendengar ceramah guru tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya, sehingga siswa hanya mendapatkan pengetahuan saja atau lebih bersifat kognitif. Proses belajar mengajar pada mata pelajaran Sosiologi terkesan kaku, kurang fleksibel dan cenderung kurang demokratis PTK kurikulum terbaru.

Guru Sosiologi menjelaskan materi secara abstrak belum bisa memberikan gambaran-gambaran secara konkrit. Kesulitan lain dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas adalah ketika guru menggunakan metode diskusi kurang bisa berjalan dengan lancar karena diskusi akan didominasi oleh siswa-siswa yang pandai saja, sementara siswa-siswa lainnya bersifat pasif. Guru jarang melakukan diskusi selain tidak berjalan dengan efektif, metode diskusi juga memakan waktu jam pelajaran yang lama. Keterbatasan jam pelajaran yang menyebabkan guru terkesan mengejar materi, sehingga pelajaran Sosiologi yang sering dilakukan memiliki Stereotif yang tidak menyenangkan.

Mata pelajaran Sosiologi termasuk dalam mata pelajaran ilmu sosial, yang tidak hanya menuntut kekuatan hafalan, akan tetapi juga kekuatan pemahaman. Banyak hal yang bisa dipelajari dalam Sosiologi, berbagai fenomena-fenomena sosial atau masalah-masalah sosial menjadi kajian dalam mata pelajaran Sosiologi. Sering ditemukan guru-guru Sosiologi kurang mampu menghubungkan relevansi pembelajaran dengan kenyataan praktis dan keterkaitannya dengan ilmu-ilmu yang lain dalam mengeksplorasi bahan pelajaran. Ketika guru menyajikan sejumlah teori sosial membuat peserta didik semakin binggung, karena tidak tepat sasaran dan tidak sesuai dengan situasi sosial lingkungan sekitarnya. Peserta didik berpikir dua kali untuk mengasosiasikan teori dengan kenyataan hidupnya dan selanjutnya mencerna teori sajian guru, sehingga menyebabkan keterlambatan menginternalisasi materi pelajaran  download ptk sosiologi

Situasi kegiatan belajar mengajar Sosiologi kurang variatif menggunakan pembelajaran konvensional yang kerap digunakan guru pada pelajaran Sosiologi, membuat siswa menganggap pelajaran yang membosankan salah satunya pada pokok bahasan masalah akibat keanekaragaman masyarakat multikultural, pada materi tersebut yang dipelajari siswa padat sehingga siswa hanya mementingkan hasil kurang memahami materi tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan salah satu model pembelajaran aktif, menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dengan suasana kondusif kepada siswa untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai ketrampilan sosial. Metode diskusi dipilih peneliti agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan.

Roestiyah (2001: 5) menyatakan bahwa diskusi merupakan proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw digunakan agar mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa, dengan rasa ingin tahu diharapkan dapat membangkitkan keinginan siswa untuk bertanya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dipilih sebagai model pembelajaran dalam penelitian dikarenakan siswa diajak untuk lebih kreatif untuk mengali pengetahuan dan bertangung jawab terhadap temannya.
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif learning) menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai ketrampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan guru, melainkan dapat belajar dari siswa yang lain. Perbedaan tersebut terlihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini tidak hanya kemampuan akademik dalam pembelajaran pengertian penguasaan bahan pembelajaran tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut.

Post a Comment for "CONTOH PTK SOSIOLOGI SMA KELAS XI KURIKULUM TERBARU"