Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

CONTOH PTK MI KURIKULUM 2013 LENGKAP

Salah sejahtera..!! Rekan guru sekalian, pasti membutuhkan contoh PTK MI guna memudahkan menyusun laporan dari tindakan penelitian. Terutama sejak diberlakukannya perubahan kurikulum KTSP menuju K13. Jangan risau, di sini Admin juga merasakan hal yang sama.

Sepatutnya bagi semua rekan guru haruslah memahami dan mengetahui, bahwasanya melakukan telaah terhadap kejadian di dalam kelas cukup penting dilakukan. Dimana hal tersebut nantinya akan menjadi sebuah lata belakang dalam laporan penelitian.

Ada beberapa alasan yang sebenarnya menjadi pemicu diharuskannya menulis sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Di antaranya seperti, perlunya menghubungkan teori dengan praktik pendidikan, menanamkan rasa percaya diri serta kemandirian di dalam proses pembelajaran.

Selain itu, juga diperlukan agar rekan guru semua dapat meningkatkan tingkat keprofesionalismean skill atau keahliannya dalam bidang belajar mengajar. Hal yang tidak kalah penting yakni bisa belajar dari berbagai pengalaman sebelumnya.

Maka kemudian, contoh PTK MI di sini sangat diperhatikan, agar mampu membantu tingkat kepekaan tersendiri bagi pelaksana pelaku pendidikan. Serta memperbaiki kuantitas dan kualitas kegiatan belajar mengajar yang sedang berjalan kedepannya.

Nah, semua rekan guru pasti menyadari bahwa keberadaan Penelitian Tindakan Kelas wajib diselesaikan tepat waktu. Pasalnya, kegiatan tersebut tidak akan mengurangi atau kewajiban belajar di dalam ruangan bersama peserta didik.

Adanya Penelitian Tindakan Kelas menjadi sangat penting, sebab darinya mampu menjadikan seorang pendidik menjadi kreatif. Sebab, rekan guru akan dtuntut untuk menemukan, membuat, hingga menerapkan suatu inovasi dalam pembelajaran.

Terlebih lagi demi mengusung keberhasilan pendidikan di ranah Madrasah Ibtidaiyah. Dimana peserta didik tidak hanya disajikan mata pelajaran umum seputar matematika, bahasa Indonesia atau IPA. Melainkan juga perihal keagamaan. Seperti mengenal Tuhan, Nabi atau doa-doa penunjang lainnya.

Seperti bagaimana metode atau pola menyenangkan, yang bisa membuat peserta didik menyukai hitungan dalam bahasa Arab. Ataupun menyajikan berbagai cerita khusus keislaman demi membuat motoriknya menangkap perihal kebaikan.

Sehingga dengan adanya contoh PTK MI ini, rekan guru sekalian bisa lebih meningkatkan pola pengajaran kepada peserta didik. Terutama untuk memahami pelajaran keagamaan yang memang tidak mudah diterapkan dan membutuhkan strategi khusus mengenalkannya pada anak-anak. Terimakasih telah berkunjung ke laman ini, by Admin.

Untuk contoh ptk lainnya bisa di download di link ini!!

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PEMODELAN PADA PESERTA DIDIK KELAS I.D MI NEGERI TAHUN AJARAN 2016/2017


Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Kemudian peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengungkapkan bahwa proses pembelajaran bahasa Indonesia dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan bereksprsi dalam berbagai bentuk tulisan.

Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki  kemampuan  sebagai  berikut:  (1)  berkomunikasi  secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan  berbahasa; (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) mendengarkan; (2) berbicara; (3) membaca; (4) menulis. Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari. (Amir, 1996:26)

Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting sebab melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kualitas anak didik. (Akhadiah, 1992:29). Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambing-lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas I.D merupakan pembelajaran membaca permulaan (tahap awal). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa kelas I dan kelas I.D akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu pembaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga pada tahap membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai. Di sekolah dasar membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran di segala bidang. Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja.

Berdasarkan observasi yang peneliti laksanakan pada siswa kelas I.D MI Negeri Nanga Pinoh . Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi menunjukkan bahwa pembelajaran masih belum optimal. Siswa belum bisa menulis dengan bahasa yang baku dan kosakata baku. Siswa  seringkali  mencampurkan  bahasa  yang  mereka  gunakan  sehari-hari dan mencampurkan bahasa daerah mereka. Selain dari siswa, guru masih  belum menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik perhatian dan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan pembelajaran belum berpusat pada siswa melainkan pada guru.

Oleh karena itu, tantangan bagi seorang guru untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan mampu meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Penggunaan berbagai macam model pembelajaran yang merangsang minat siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai banyak dilakukan di sekolah-sekolah swasta. Salah satu   model   pembelajaran   yang   lebih   banyak   digunakan   adalah  metode pembelajaran pemodelan.

Metode pembelajaran pemodelan merupakan salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran kemampuan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara belajar

Penelitian ini dilakukan di MI Negeri Nanga Pinoh kelas I.D. Setelah dilakukan observasi awal mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca, diperoleh data bahwa sebagian besar siswa hanya bergantung pada buku paket dari sekolah dan  tidak mempelajari materi pelajaran baik sebelum maupun setelah pelajaran. Alhasil, siswa kurang terampil dalam membaca. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memilih judul "Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Metode Pembelajaran Pemodelan Pada Peserta Didik Kelas I.D MI Tahun Ajaran 2016/2017”

Identifikasi Masalah

Berdasarkan pelaksanaan observasi awal yang telah dilakukan diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :
rendahnya kemampuan siswa dalam membaca.
Tidak berhasilnya metode mengajar yang telah di laksanakan sebelumnya

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi maslaah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Metode Pembelajaran Pemodelan Pada Peserta Didik Kelas I.D MI Negeri Nanga Pinoh?

Tujuan Penlitian 

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca di kelas I.D MI Negeri Nanga Pinoh.
Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh peneliti adalah :
Ketuntasan belajar secara klasikal siswa mencapai 75 % dengan nilai rata-rata minimal 70
Secara klasikal keaktifan siswa meningkat hingga 75 %.

Manfaat Penelitian

Bagi Guru
Melalui penerapan metode pembelajaran pemodelan di Sekolah Menengah Pertama, diharapkan dapat memotivasi dan menambah pengetahuan para guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan tidak monoton, serta guru agar dapat mengadakan modifikasi pembelajaran dengan menerapkan dan melakukan inovasi  pembelajaran sehingga  dapat  tercipta  suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan pendekatan dan model yang bervariasi, sehingga tujuan pembelajaran kemampuan membaca yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Bagi Siswa
Dengan penerapan metode pembelajaran pemodelan diharapkan siswa dapat mengkontruksi kemampuan barunya pada pembelajaran kemampuan membaca, meningkatkan kemampuan bertanya bagi siswa dalam pembelajaran kemampuan membaca, mampu memahami konsep-konsep dalam pembelajaran kemampuan membaca melalui kegiatan menemukan dan membangun sendiri konsep-konsep dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca serta dapat menambah daya tarik siswa agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Bagi Sekolah
Penerapan metode pembelajaran pemodelan dalam pembelajaran di sekolah dapat memberikan manfaat nyata secara langsung pada proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan perbaikan pembelajaran. Selain itu, dapat menumbuhkan kerjasama antarguru untuk saling  bertukar  pikiran dalam upaya memberikan variasi pembelajaran inovatif yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah sehingga mutu sekolah dapat meningkat


Post a Comment for "CONTOH PTK MI KURIKULUM 2013 LENGKAP"